Saturday 27 January 2018

SEJARAH KEJAYAAN KERAJAAN MAJAPAHIT


Upaya yang dilakukan dalam menumpas pemberontakan Sadeng dan Keta pada masa pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi
            Tahun 1329 merupakan awal penanda masa pemerintahan yang baru. Tribhuwana Wijayatunggadewi, kemenakan Jayanegara, diangkat sebagai ratu Majapahit. Dipilihnya kemenakan Jayanegara karena ia tidak mempunyai putera mahkota. Masa pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi juga tak luput dari pemberontakan, pemberontakan tersebut terjadi di daerah Sadeng dan Keta. (Muljana, 2005)
            Pada 1331 terjadi huru-hara di Sadeng dan Keta, patih amangkhubhumi Majapahit pada waktu itu adalah Aryya Tadah tidak datang menghadap ke istana, ia sedang sakit. Sementara itu huru-hara telah berkembang menjadi pemberontakan bersenjata. Aryya Tadah kemudian memohon baginda ratu agar ia dapat mengundurkan diri dari jabatannya, namun ditolak. Aryya Tadah kemudian memanggil Gajah Mada yang pada waktu itu telah berkedudukan sebagai Patih Daha (Kadiri), salah satu wilayah Majapahit yang paling penting. Dyah Hayam Wuruk sangat mungkin ditunjuk oleh ibunya sebagai penguasa daerah Daha dan didampingi oleh Gajah Mada. Waktu diminta oleh Aryya Tadah untuk menggantikan dirinya sebagai patih amangkhubhumi Majapahit, Gajah Mada menolaknya.
            Aryya Tadah berjanji akan menolong Gajah Mada jika ia menemui kesulitan-kesulitan kelak. Gajah Mada merasa bahagia karena mendapat dukungan dari Aryya Tadah. Lalu mereka berdua menghadap Ratu Tribhuwana. Tidak lama kemudian berangkatlah pasukan Majapahit menuju Sadeng dan Keta. Saat itu juga ada pula pejabat majapahit yang berkeinginan juga menjadi patih amangkhubhumi menggantikan Aryya Tadah. Lalu ia membawa tentara Majapahit berangkat mendahului dan mengepung Sadeng. Ketika Gajah Mada dan Aryya Tadah mengetahuinya, mereka mengirim utusan seorang mantri bersama 30 orang untuk mencegah Ra Kembar dan pasukannya agar tidak menyerbu Sadeng. Ra Kembar tidak terima, utusan tersebut dicambuki hingga bubar menemui Gajah Mada dan Aryya Tadah kembali.
            Gajah Mada hanya berdiam diri dan memerintahkan tentara Majapahit agar segera mengempur Sadeng. Salah seorang pemimpin Sadeng, bernama Tuhan Waruyu, pangeran dari pamelekahan yang mempunyai cemeti sakti. Orang-orang Majapahit gentar menghadapinya. Akhirnya Ratu Tribhuwana sendiri datang ke sadeng turut menindas pemberontakan tersebut. Maka padamnya pemberontakan Sadeng dicatat atas kuasa Ratu Majapahit, bukan atas jasa Gajah Mada, ra kembar, ataupun Aryya Tadah (Munandar, 2010: 32).

 Kejayaan Kerajaan Majapahit pada saat pemerintahan Hayam Wuruk.
            Sekitar tahun 1350 ibunda Tribhuwana, Gayatri Rajapatni tewas. Bersamaan dengan itu masa pemerintahan Tribhuwana pun berakhir. Hal ini makin menegaskan bahwa Tribhuwana naik takhta hanyalah sebagai pengganti ibunya, sehingga ketika ibunya wafat maka ia pun harus turun takhta dan menyerahkannya kepada putranya, Hayam Wuruk.
            Kakawin Nagarakertagama yang digubah oleh Mpu Prapanca dalam masa kejayaan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk menyatakan adanya beberapa negara mitra satata di luar Nusantara, selain berbagai daerah Nusantara yang diakui telah mengakui panji-panji kebasaran Majapahit. Dalam pupuh 15 Negarakertagama disebutkan beberapa negara di daratan Asia tenggara yaitu, Thailand (Syangkayodyapura dan Darmmanagari), Myanmar (Marutma dan Rajapura), Kamboja , dan wilayah Vietnam (Champa dan Yawana).
            Gajah Mada menyadari sekali akan hal itu. Oleh karena itu, ia berupaya membendung pengaruh kerajaan-kerajaan di daratan Asia Tenggara agar jangan sampai menyebar di Nusantara. Nusantara sudah semestinya milik kerajaan-kerajaan yang tumbuh di pulau-pulau itu. Itu sebabnya kali ini Majapahitlah yang pantas mengembangkan pengaruhnya di pulau-pulau Nusantara, bukan kerajaan-kerajaan di daratan Asia Tenggara.
            Gajah Mada pun mengangkat sumpah di pertemuan lengkap para pejabat tinggi Majapahit, di Balairung Kedaton tanpa dihadiri Ratu Tribhuwana seorang ratu Kerajaan Majapahit. Demikian yang dapat ditafsirkan dari uraian Pararaton. Gajah Mada tampil berdiri sambil memegang gadha, lalu berkata: “ Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa” (Padmapuspita, 1966: 38 dalam Munandar, 2010: 50).
            Menurut ucapan sumpah Gajah Mada dalam Pararaton terdapat 10 wilayah di Nusantara yang harus mengakui kejayaan Majapahit, yaitu Gurun, Seran, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik. Penulis Pararaton hanya menyebutkan beberapa daerah yang dianggap penting saja dari sejumlah besar daerah Nusantara yang mengakui kebesaran Majapahit sebagaimana yang tercantum dalam Negarakertagama. Sepuluh daerah tersebut tersebar di seluruh Nusantara. Jadi walaupun tidak disebutkan banyak daerah, kesepuluh daerah itu dianggap cukup mewakili wilayah Nusantara yang harus mengakui kebesaran Majapahit.
            Daerah pertama yang disebut oleh Gajah Mada adalah Gurun, daerah ini terletak di pulau lombok,  artinya mewakili pulau itu secara keseluruhan; kedua adalah Seran, daerah kepala burung di Papua; daerah ketiga Tanjung Pura, sebuah wilayah penting yang terdapat di Pulau Kalimantan; keempat adalah Haru, daerah di wilayah pantai Timur Sumatra Utara; kelima Pahang, daerah penting di Semenanjung Melayu; keenam Dompo yang terdapat di Sumbawa dekat dengan wilayah Bima; ketujuh Bali, yang tak lain adalah pulau Bali; kedelapan Sunda, atau Kerajaan Sunda terletak di Jawa bagian Barat; kesembilan Palembang, di Sumatra Selatan; dan kesepuluh Tumasik, sebuah nama lama dari Singapura sekarang.
            Dalam Bukunya (Munandar, 2010: 52) beberapa daerah yang dibidik oleh Gajah Mada ternyata tempat berkembangnya kerajaan lama, kerajaan terdahulu yang mempunyai sejarah lebih tua daripada Majapahit. Misalnya Bali, dulu di pulau tersebut pernah berdiri Kerajaan Balidwipamandala dengan ibu kota Singhadwala milik dinasti Warmaweda (abad ke-8 – 10). Sunda yang terletak di Jawa Barat, dulu wilayah itu pernah berdiri kerajaan Tarumanegara sekitar (abad ke-4 – 6). Menyusul Tanjung Pura yang terletak di Kalimantan. Di pulau itu pernah berdiri Kerajaan Kutai kuno dengan Rajanya Mulawarman (abad ke-4 – 5), dan Palembang di Sumatra Selatan bekas tempat kedudukan Kerajaan Sriwijaya yang berkembang dalam abad ke-8 – 12. Gajah Mada seakan-akan hendak mencari tuah dan kekuatan sakti dari kerajaan-kerajaan yang mendahului Majapahit, selain itu Gajah Mada juga sepertinya hendak meneguhkan Majapahit sebagai pewaris dari kerajaan-kerajaan terdahulu di Nusantara.
            Pahang dan Tumasik adalah daerah-daerah penting untuk menyongsong perhubungan laut dengan kekuatan dari Asia Tenggara dan yang paling penting sekali adalah menetralisir pengaruh kekuatan politik Cina. Haru di Sumatra Utara, merupakan salah satu daerah Barat Nusantara untuk memudahkan hubungan dengan kerajaan-kerajaan di Benua Jambhudwipa (India). Adapun Dompo harus dikuasai karena daerah pusat penghasil kayu cendana bermutu tinggi yang sangat diperlukan dalam berbagai ritus keagamaan dan laku dijual keluar Nusantara, sedangkan Seran dan pulau-pulau sekitarnya (Maluku) adalah penghasil rempah-rempah yang dalam abad ke-14 mulai dicari dan diminati oleh pedagang Jambhudvipa untuk dijual lagi ke kawasan Timur dengan harga yang tinggi.
            Di daerah-daerah kekuasaan tersebut, Majapahit membentuk suatu jaringan dagang, dimana daerah tersebut harus menyerahkan upeti secara wajib. Hal tersebut tercantum dalam pupuh 15 dan 16 Negarakertagama dikatakan bahwa daerah-daerah itu mengirim hasil buminya, untuk memungut upeti secara tetap. Jika negeri-negeri yang memberontak pada kekuasaan Majapahit, maka kerajaan mengirim ekspedisi penumpasan dan para pejabat tinggi maritim untuk memulihkan situasi dan menghukum yang bersalah (Hamid, 2013: 74). Hal tersebut menunjukkan sedemikian rupa Majapahit dalam mengendalikan dan menguasai daerah jajahannya.

Ambisi Gajah Mada untuk menaklukan Kerajaan Sunda (Perang Bubat)
            Perluasan Kerajaan Majapahit juga terlibat dalam diplomasi dan aliansi. Hal itu dilakukan dengan cara menikahi anak perempuan kerajaan yang menguasai wilayah tersebut, agar mudah dalam menaklukan kerajaan tersebut. Seperti yang dilakukan Hayam Wuruk kepada Kerajaan Sunda, mungkin didasari dengan alasan politik, dia ingin menjadikan putri Citra Rashmi (Pitaloka) dari Kerajaan Sunda sebagai permaisurinya. Pihak Kerajaan Sunda menganggap lamaran ini sebagai perjanjian persekutuan. Gajah Mada melihat pernikahan ini sebagai peluang untuk memaksa Kerajaan Sunda takluk di bawah Majapahit.Gajah Mada ingin memenuhi Sumpah Palapa yang dibuatnya pada masa sebelum Hayam Wuruk naik tahta, sebab dari berbagai kerajaan di Nusantara yang sudah ditaklukkan Majapahit, hanya kerajaan Sundalah yang belum dikuasai.
            Dengan maksud tersebut, Gajah Mada membuat alasan untuk menganggap bahwa kedatangan rombongan Sunda di Pesanggrahan Bubat adalah bentuk penyerahan diri Kerajaan Sunda kepada Majapahit. Gajah Mada mendesak Hayam Wuruk untuk menerima Dyah Pitaloka bukansebagai pengantin, tetapi sebagai tanda takluk Negeri Sunda dan pengakuan superioritas Majapahit atas Sunda di Nusantara.HayamWuruk sendiri disebutkan bimbang atas permasalahan tersebut, mengingat Gajah Mada adalah Mahapatih yang diandalkan Majapahit pada saat itu. Pengakuan Gajah Mada yang seperti itu membuat Kerajaan Sunda tidak bisa menerimanya. Dan pada saat itu terjadilah pertarungan yang dinamakan dengan Perang Bubat. Pertarungan tersebut membuat Kerajaan Sunda takluk dibawah tentara Majapahit, serta memakan banyak korban, dimana hampir seluruh pihak Kerajaan Sunda tewas.

Sunday 7 January 2018

Lembaga Kemasyarakatan

sumber gambar: www.fahdisjro.com
Pengertian Lembaga Kemasyarakatan
Beberapa istilah telah dikemukakan oleh para ahli sosiologi antara lain “pranata Sosial” dan “ bangunan Sosial”. Dalam tulisan ini dipakai istilah “ Lembaga kemasyarakatan”, oleh karena istilah ini lebih menunjuk sesuatu bentuk dan sekaligus juga mengandung pengertian – pengertian yang abstrak perihal adanya norma-norma dan peraturan-paraturan tertentu yang menjadi ciri lembaga tersebut. Pranata adalah sistem norma atau aturan-aturan yang mengenai aktifitas masyarakat khusus yang berupa prilaku yang diwujudkan dalam bentuk tingkah laku, sedangkan lembaga kemasyarakatan adalah himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok didalam kehidupan masyarakat. Wujud yang kongkrit lembaga kemasyarakatan tersebut adalah asosiasi(Asosiation).

Fungsi Lembaga Kemasyarakatan




-    Memberikan pedoman kepada masyarakat untuk bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi berbagai masalah.
-          Memberiakn pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial.
-          Menjaga keutuhan/integritas dalam kehidupan masyarakat.

Ciri-ciri Lembaga Kemasyarakatan
Gillin dan Gillin didalam karyanya yang berjudul General Features of Social Institutions
menguraikan ciri-ciri lembaga kemasyarakatan, yaitu:
-        a. Lembaga kemsyarakatan mempunyai tujuan tertentu. Tujuan yang mesti dicapai oleh golongan masyarakat tertentu dan golongan masyarakat yang bersangkutan pasti berpegang teguh padanya.
-         b. Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat perlengkapan  yang digunakan untuk memenuhi tujuan. Bentuk serta penggunaan alat-alat tersebut biasannya berlainan antara satu masyarakat dan masyarakat lainnya.
-         c. Lembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi tersendiri yang menggambarkan tujuan dari lembaga tersebut. Tradisi tersebut merupakan dasar dari lembaga itu didalam pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat dimana lembaga kemasyarakatan ini menjadi bagiannya.
-       d. Lembaga kemasyarakatan mempunyai kekekalan tertentu. Sistem kepercayaan dan aneka macam tindakan baru akan menjadi bagian lembaga kemasyarakatan setelah melewati waktu yang relative lama.
-    e. Lembaga kemasyarakatan mempunyai lambang tersendiri yang menjadi ciri khas dari lembaga tersebut. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan.
2.Tipe-tipe Lembaga Kemasyarakatan
Menurut Gillin dan Gillin lembaga kemasyarakatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
        A. Dari sudut perkembangannya:
a.      Crescive institutions merupakan lembaga yang tidak sengaja tumbuh dari adat   istiadat dalam masyarakat.
 Contoh : lembaga agama, perkawinan.
b.      Enacted institutions merupakan lembaga yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan atau kebutuhan tertentu.
 Contoh : lembaga perdagangan dan lembaga pendidikan.
B. Dari sudut sistem nilai-nilai yang diterima masyarakat:
a.       Basic institutions merupakan lembaga yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat.
Contoh: keluarga dan sekolah.
b.      Subsidiary institutions merupakan lembaga yang dianggap kurang penting oleh masyarakat.
Contoh: rekreasi dan olahraga.
C. Dari sudut penerimaan masyarakat:
a.       Approved institutions adalah lembaga yang diterima dan diakui oleh masyarakat. Contoh: sekolah dan perusahaan dagang.
b.      Unsanctioned institutions adalah lembaga yang ditolak atau tidak diakui oleh masyarakat.
Contoh: penjahat, perampok dan pemeras.
D. Dari sudut faktor penyebarannya:
a.       General institutions merupakan lembaga yang dikenal oleh banyak pelapisan manusia didunia.
Contoh: lembaga hukum dan lembaga agama.
b.      Restricted institutions adalah lembaga yang dianut oleh masyarakat-masyarakat tertentu di dunia.
Contoh: islam, protestan, katolik, hindu dan budha.
E. Dari sudut fungsinya:
a.       Operative institutions merupakan lembaga yang berfungsi untuk menghimpun tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.
Contoh: industri.
b.      Regulative institutions merupakan lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian yang mutlak dari pada lembaga itu sendiri.
Contoh:  kejaksaan dan pengadilan.

  Proses Pertumbuhan Lembaga Kemasyarakatan
Lembaga sosial atau pranata sosial tumbuh karena kebutuhan masuarakat untuk tujuan mendapatkan keteraturan kehidupan bersama jika. Kelompok masyarakat tidak memiliki lembaga sosial maka kehidupan bersama akan mengalami kesenjangan sosial. Hal ini dikarenakan masing-masing anggita masyarakat berbuat sekehendaknay diluar batasan tatanan nilai-nilai dan norma-norma baik yang bersifat formal maupun informal dikemas dalam lembaga sosial dan pranata sosial.
A. Ciri-ciri pranata sosial:
a.       Sistem pola pemikirannnya tersusun/berstruktur.
b.      Mencakup kebutuhan dasar.
c.       Merupakan cara bertindak yang mengikat.
d.      Suatu tinkat kekekalan tertentu.
e.       Mempunyai satu / beberapa tujuan.
f.       Mempunyai alat-alat perlengkapan nyang digunakan untuk mencapai tujuan.
g.      Memiliki lambang/symbol sebagai citri khasnya.
h.      Mempunyai tradisi tertulis/tidak tertulis.
B. Fungsi Pranata sosial:
A.    Pranata Keluarga
Pranata keluarga merupakan sistem norma dan tata cara yang diterima untuk menyelesaikan tugas penting. Beberapa pranata sosial dasar yang berhubungan dengan keluarga inti :
1.      Pranata kencan/Dating
Pranata kencan merupakan perjanjian sosial yang secara kebetulan dilakukan oleh dua orang individu yang berlainan gender utnuk mendapat kesenangan.
2.      Pranata Pemininangan
Peminangan merupakan kelanjutan dari kencan dan diartikan sebagai peragulan yang tertutup dari dua individu yang bertujuan untuk menikah.
3.      Pranata Pertunanangan
Adalah perkenalan secara formal antara dua orang individu yang berniat akan melaksanakan pernikaahan dan diumumkan secara resmi.
4.      Pranata perkawinan
Merupakan persatuan dari dua individu /lebih yang berlainan jenis gender dengan persetujuan masyarakat.
Bentuk perkawinan:
a.       Monogami: perkawinan seorang laki-laki dan seorang perempuan pada suatu saat tertentu.
b.      Poligami:  perkawinan jamak tunggal digolongkan menjadi  3 tipe yaitu poligini, poliantri, konogami.
               ■ Tipe keluarga:
- Keluarag batih : Berbentuk keluarga yang didasarkan pada ikatan perkawinan dan terdiri dari seorang istri dan anak-anak mereka ynag belum melaksanakan perkawinan.
- Keluarga kerabat: keluarga hubungan kerabat sedarah tidak didasarkan pada pertalian kehidupan suami istri, melainkan paada pertalian darah/ ikatan keturunan dari sejumlah kerabat. Dapat dibedakan lagi menurut beberapa bentuk:
a. Berdasarkan bentuk perkawinan
~ Monogami
~ Poligami
b  Berdasarkan tempat tinggalnya setelah perkawinan
~ Patriloakal
~ Matrilokal
c  Berdasarkan garis keturunan
~ Patrilineal
~Matrilineal
d Berdasarkan pengaruh yang paling besar dalam keluarga
~Patriarkat
~Matriarkat
■ Fungsi Keluarga
1.      Fungsi Pengaturan Keturunan
Merupakan fungsi reproduksi yang dilakukan manusia untuk melanjutkan kelangsungna hidup manusia.
2.      Fungsi Sosialisasi atau Pendidikan
Adalah untuk mendidik anak mulai dari awal sampai pertumbuhan anak hingga terbentuk personalitinya
3.      Fungsi Ekonomi atau Unit Produksi
Keluarga bertindak sebagai unit yang terkoordinasi dalam produksi ekonomi.
4.      Fungsi Pelindung
Untuk melindungi seluruh anggota keluarga dari berbagai bahaya yang dialami oleh sebuah keluarga
5.      Fungsi Penentuan Status
Keluarga akan mewariskan statusnya pada tiap – tiap anggota pada individu sehingga tiap – tiap anggota mempunyai hak – hak istimewa
6.      Fungsi Pemeliharaan
Adalah keluarga pada dasarnya berkewajiban memelihara anggota yang sakit, menderita, dan tua.
7.      Fungsi Afeksi
Kebutuhan akan kasih saying rasa dicintai.
            ■ Masalah Keluarga
·         Broken Home, Keluarga yang tidak dapat menjaga keutuhannya dan tidak harmonis.
·         Masalah Perceraian, Pisahnya hubungan suami dan istri yang dikarenakan suatu masalah tertentu
B.    Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi merupakan menagtur tata cara menghasilkan barang dan jasa  yang dihasilkan ke masyarakat pemakai.
-          Faktor yang menentukan:
·         Gathering : proses pengumpulan barang / sumber daya alam dari lingkungannya.
·         Productions: proses mengubah sumber daya alam menjadi barang-barang tertentu sehingga dapat digunakan oleh subsitem lainnya.
·         Distributing:” proses pembagian baran/ komoditas pada subsistem lainnya.
·         Servising: organisasi dari elemen-elemen ekonomi yang tidak tercakup  dalam proses produks, tetapi diperlukan untuk menunjang proses ekonomi lainnya.
-          Dasar proses ekonomi yang memengaruhi fariasi strukutr pranata ekonomi:
·         Tanah
·         Tenaga kerja
·         Modal
·         Teknologi
·         Kewirausahaan.
1.      Perkembangan masyarakat dan tipe pranata ekonomi
o   Masyarakat pencari makanan dan  peburu, merupakan tahap awal kehidupan manusia secara berkelompok mencari makanan dan memburu binatang serta berusaha hidup dari penangkapan ikan.
o   Masyarakat hortikultura,merupakan masyarakat yang tinggal di daerah hutan lebat dan menanam dengan teknik ladang berpindah.
o   Masyarakat prakapitalis, merupakan masyarakat yang telah mengenal pajak, memperkerjakan binatang, pupuk kandang, sistem irigasi serta telah mengenal kepemilikan lahan dan sewa menyewa tanah.
o   Masyarakat kapitalis, merupakan yang hidup dengan sistem ekonomi yang didasarkan pada pemilikan pribadi atas sarana produksi, distribusi untukm pekentingan tertentu.
o   Masyarakat sosialis, merupakan masyarakat kearah persamaan hak dan pembatasan akan hak milik pribadi.
2.      Fungsi pranata ekonomi
  • Mengatur hubungan antar pelaku ekonomi dan meningkatkan produktifitas ekonomi semaksimal mungkin
  • Mengatur distribusi serta pemakaian barang dan jasa yang di butuhkan bagi kelangsungan hidup manusia
§  Akibat tidak di rencanakan pranata ekonomi
-          Kehadiran pranata ekonomi merusak kebudayaan tradisional
-          Kehadiran pranata ekonomi menyebabkan timbulnya kekaburan norma dan rasa keterasingan diantara pelaku ekonomi
-          Meningkatnya kegiatan ekonomi dalam banyak hal telah mrrnyrbabkan kerusakan lingkungan
3.      Hubungan pranata ekonomi dengan pranata lainnya
o   Pranata ekonomi dengan pranata keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama kali munculnya pranata ekonomi dimana, keluarga sebagai organisator sebagian besar kegiatan ekonomi.
o   Pranata ekonomi dengan pranata pendidikan
Pranata pendidikan berfungsi menanamkan dan melestarikan norma norma budaya non ekonomi.
o   Pranata ekonomi dengan pranata politik
Pranata ekonomi ememngaruhi pranata politik sebab ia menyediakan sumberdaya penting dalam kebijaksanaan dan pengambilan keputusan dalam pranata politik.
o   Pranata ekonomi dengan pranata agama
Pranata agama berfungsi untuk mendorong manusia terlibat dalam peran peran dan tingkah laku ekonomi karena agama mengurangi dan rasa cemas dan rasa takut.
4.      Pasar
Pasar merupakan tempat pertukaran surplus produksi warga masyarakat. Pasar menjadi lembaga yang penting dalam institusi ekonomi dalam aktivitasnya dapat dilihat semua gejala gejala ekonomi seperti lokasi, waktu, instutusi atau proses yang ada di dalmnya
C.     Pranata politik
Merupakan perangkat norma atau pola pola yang mengatur hubungan kekuasaan dan keweningan di dalam masyarakat dan menerapkan hokum hokum dalam mencapai kepentingan bersama anggota masyarakat
1.      Ciri ciri pranata politik
ü  Adanya komunitas manusia yang secara sosial bersatu atas dasar nilai nilai yang di sepakati bersama
ü  Adanya asosiasi politik
ü  Asosiasi tersebut melaksanakan fungsi fungsi untuk kepentingan umum
ü  Asosiasi tersebut di beri kewenangan luas jangkauan kewenangan hanya dalam teritorial tersebut
2.      Fungsi Pranata politik
ü  Memelihara ketertiban di dalam artinya pranata politik memelihara ketertiban di dalam masyarakat dengan kewenangan yang dimilikinya, baik dengan cara persuasi maupun dengan cara paksaan
ü  Menjaga keamanan dari luar artinya pranata politik melalui alat alat yang dimiliknya berusaha mempertahankan dari serangan luar baik melalui diplomasi maupun perang
ü  Melaksanakan kesejahteraan umum artinya pranata politik merencanakan melaksanakan pelayanan pelayanan sosial serta kebutuhan pokok masyarakat
D.    Pranata Agama
Merupakan seperangkat dan aturan yang mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, manusia dengan manusia dengan manusia lainnya dan manusia dengan lingkungan
1.      Fungsi pranata agama
v  Memberikan cakrawala pandang tentang dunia luar yang tak terjangkau oleh manusia
v  Sebagai sarana ritual yang memungkinkan hubungan manusia dengan hal diluar jangkauaannya yang memberi jaminan dan keselamatan bagi manusia untuk mempertahankan moralnya
v  Meyucikan norma dan niai masyarakat yang telah terbentuk , mempertahankan tujuan kelompok diatas keinginan individu
2.      Faktor yang Menyebabkan Manusia Membutuhkan Pranata Agama
v  Karena tidak pengertian dan ketidakmampuan manusia dalam menghadapi masalah tertentu seperti kematian, kesaktian, dll
v  Karena kelangkaan hal hal yang dapat memberikan jawaban yang memuaskan
E.     Pranata Pendidikan
Proses yang terjadi karena interaksi berbagai factor yang menghasilkan penyandaran diri dan penyandaran lingkungan hingga menampilkan rasa percaya diri dan rasa percaya akan lingkungan
1.      Fungsi
v  Bertindak sebagai perantara pemindahan warisan kebudayaan. Melalui proses pendidikan seseorang memiliki sifat, pengetahuan, keterampilan yang keseluruhannya merupakan wujud abstrak dari kebudayaan
v  Memberikan kesiapan bagi peranan pekerjaan. Setiap manusia mempunyai peranan tertentu di dalam masayarakat yang harus dijalankan sebagai anggota masyarakat
v  Mempersiapkan peranan sosial yang dikehendaki oleh individu. Setiap warga masyarakat dituntut agar dapat menjalankan peranan sosial yang dikehendaki lingkungan keluarga, kerabat, ataupun masyarakat luas.
v  Memberi landasan penilaian dan pemahaman status relative. Untuk melakuakn intetraksi sosial setiap orang harus dapat menempatkan posisinya diantara kedudukan dari pihak – pihak anggota masyarakat lain.
v  Memperkuat diri dan dan mengembangkan hubungan sosial. Proses pendidikan dapat memperkuat penyesuaian diri seseorang dengan lingkungan sosialnya
v  Meningkatkan kemajuan melalui keikutsertaan dalam riset – riset ilmiah. Riset - riset atau ilmiah merupakan upaya pencarian ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi sdan perkembangannya
Tertib Sosial
Kondisi utama bagi kehidupan masyarakat pada berbagai level kehidupannya tanpa membedakan kelas – kelas sosial dan kelompok – kelompok sosialnya. Bagi masyarakat primitif pun memiliki hukum yang sackral dan keberadaan hukumnya tidak dapat ditentang oleh anggota – anggota masyarakat. Masyarakat tradisional memiliki hukum yang ditaati bersama yang berasal dari Tuhan sebagai pencipta hukum itu sendiri.

SEJARAH KEJAYAAN KERAJAAN MAJAPAHIT

Upaya yang dilakukan dalam menumpas pemberontakan Sadeng dan Keta pada masa pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi             Tahun...